Tantangan dan peluang mediatori dalam menyelesaikan konflik komunikasi antara desa dan pemerintah Kabupaten Serang memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini menjadi isu yang seringkali menghambat proses pembangunan di daerah tersebut. Namun, tidak ada yang tidak mungkin untuk menyelesaikan masalah ini jika semua pihak bersedia bekerja sama.
Menurut Dr. Arief Budiman, seorang pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, mediatori merupakan salah satu cara terbaik untuk menyelesaikan konflik komunikasi antara dua pihak yang berbeda kepentingan. “Dalam konteks ini, mediatori dapat menjadi jembatan untuk memahami perbedaan pandangan dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak,” ujarnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam proses mediatori adalah kurangnya pemahaman tentang peran dan fungsi mediator. Menurut Bapak Suryana, Kepala Desa Cilegon, banyak pihak yang masih meragukan kemampuan mediator dalam menyelesaikan konflik komunikasi. “Kita harus memberikan kepercayaan kepada mediator untuk bisa bertindak secara objektif dan adil dalam menyelesaikan masalah,” paparnya.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat pula peluang besar untuk memperbaiki hubungan antara desa dan pemerintah Kabupaten Serang. Bapak Dedi Kusnadi, seorang akademisi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi informasi dalam proses mediatori. “Dengan adanya aplikasi atau platform digital, proses komunikasi antara desa dan pemerintah dapat menjadi lebih efisien dan transparan,” ungkapnya.
Sebagai kesimpulan, tantangan dan peluang dalam proses mediatori untuk menyelesaikan konflik komunikasi antara desa dan pemerintah Kabupaten Serang memang tidak bisa dianggap enteng. Namun, dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, tidak ada alasan untuk tidak mencoba menyelesaikan masalah ini. Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “It always seems impossible until it’s done.”